29 Mei 2009

ARAH PANGGUNG POLITIK MASA DEPAN INDONESIA

Shaff Muhtamar, Ditektur Eksekutiv Senyawa Institute

Masarakat bangsa kita saat ini tengah mempersiapkan sebuah pesra meriah. Pesta demokrasi dari sebuah bangsa yang telah beranjak modern. Pesta politik untuk memilih satu paket kepemimpinan nasional. Ritual demokrasi ini telah berjalan sepanjang sejarah bangsa ini sejak pertamakali mendeklarasikan diri sebagai sebuah bangsa yang merdeka, tahun 1945. Dan setiap generasi bangsa sejak itu, telah silih berganti megisi sejarah perjalanan bangsanya hingga saat ini.

Banyak perbedaan dari satu fase sejarah ke fase sejarah lainnya. Setiap generasi memiliki narasinya sendiri-sendiri mengenai apa yang mereka rasakan pasa zamannya. Sejarah Sukarno, sejarah Suharto, Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati Sukarno Putri dan sekarang sejarah Susilo Bambang Yudoyono, dalam dinamika pemerintahan negara republik Indonesia, setiap kita memiliki frame yang berbeda mengenai 'pemimpin-pemimpin tersebut mengelolah pemerintahan bagi masyarakat'.

Pandangan setiap generasi akan mengungkapkan; penderitaan apa dan kebahagiaan apa yang masyarakat rasakan dari periode sebuah pemerintahan nasional di negara modern Indonesia. Frame penderitaan dan kebahagiaan adalah basis untuk mengatakan sebuah komentar suka atau tidak suka dengan sebuah gaya pemerintahan nasional.

Namun semenderita atau sebahagia apapun masyarakat Indonesia modern dalam sejarahnya itu, persta politik demokrasi tetap menjadi suatu susana kebangsaan dan kenegaraan yang memilki daya hipnotis tersendiri bagi masyarakat. Post-orde baru, minat dan kesenangan publik bangsa kita terhadap politik sangat bombastis. Setiap kita pasti tahu alasannya. Pesta-pesta politik demokrasi pasca presiden Suhartoa adalah yang selalu terhingar-bingar dari sejarah sebelumnya.

Dan bahwa setiap sejarah kepemimpinan nasional membawa nuansa dan dinamikanya sendiri-sendiri. Pertanyaan mendasarnya adalah:
  • Nuansa apa yang paling mendasar secara fundamental dair setiap perubahan yang terjadi dalam periode-periode pemerintahan nasional kita?
  • Pergerakan dinamika perubahan yang diciptakan opersinal manajemen pemerintahan itu mengarah ke jalur/arah mana?
Banyak jawaban atas pertanyaan ini dan banyak diantara jawaban itu hanya berputar dalam satu pusaran postulasi yang sama dari setiap komentator, yakni: Kesejahteraan masyarakat dalam timbangan ekonomi. Meskipun dalam beberapa dekade terakhir setelah seiring tibanya melenium baru, postulasi itu kemudian mulai bergerak kearah yang lebih lunak, seperti Kesejahteraan pendidikan dan kesehatan serta lingkungan hidup.

Pertama, dalam perspektif kualitas nilai perubahan dalam terma equilibrium sejarah kehidupan masyarakat manusia, maka Ideologi (atau kita menyebutnya juga mindset, dan anutan kesdaran atau nilai person sang peimpin) dari sistem yang dijalankan oleh sebuah pemerintahan, akan memberikan nuansa paling kental sebagai warna perubahan masyarakat yang diciptakannya dalam beragam bidang. Oleh sebab itu kesadaran atau ideologi seorang pemimpin adalah salah satu faktor penentu arah berubahan masyarakat yang diinginkan.

Kedua, kalau perubahan yang diciptakan oleh sebuah sistem pemerintahan hanya mengarah pada kesejahteraan ekonomi semata, maka perubahan itu pada dasarnya akan menjadi potensi paling bahaya yang akan mengancam sistem keseimbangan sejarah kehidupan kita. Anda bisa lihat, spektakulernya capaian-capaian ekonomi nasional yang diklaim pemerintah, berbanding terbalik degan kenyataan yang sesunggunya. Pertumbuhan ekonomi yang memuncak tidak serta merta membawa sabagian besar masyarakat kita juga ke puncak kesejahteraan. Hanya segelintir saja masyarakat (elit) yang sunggu-sungguh merasakan capaian kemakmuran itu.

Lalu, apa artinya pertumbuhan yang spektakuler itu, jika kenyataanya tidak secara masiv dirasakan secara bersama oleh seluruh lapisan masyarakat?

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat kita untuk melihat secara kritis, pesta politik demokratis nasional yang akan kita gelar, dalam waktu dekat ini. Yang kita inginkan adalah, panggung politik nasional kita untuk periode pemerintahan kedepan adalah suatu stage starategy bagi entri baru perubahan fundamental, dalam konteks kerja-kerja sejarah peradaban dalam ranah nasional, regional dan global. Segera kita harus menutup layar bagi aktor-aktor yang hanya akan memperpanjang penderitaan manusia secara bathin maupun lahir, mereka hanya mampu meniupkan seruling buaian surga yang hanya melantunkan keindahan kehidupan sebagai bunga tidur kemasyarakatan bagi bangsa kita.

Bangsa kita harus mamupu melepaskan diri dari tali-tali ikatan yang menjerat leher kehidupan masyarakat bangsa kita secara keseluruhan. Tali jeratan yang berwarna 'ideologi arus kuat' dari eksistensi globalnya, yang secara alamia telah menciptakan imperium global secara rasional. Bangsa kita harus mampu memustuskan tali itu, demi kebangkitan baru masyarakat bangsa ini dan menampilkan diri sebagai sebuah bangsa yang memiliki jatidirinya sendiri.

Disadari ini bukanlah pekerjaan ringan, sebab harus ada keberanian melawan diri sendiri. Bangsa kita kehilangan kesejatiannya karena sikap keterbukaan kita terhadap dunia luar tidak sepenuhnya kritis. Segalah apa yang berasal dari luar adalah sepenuhnya baik bagi kita, begitu kita berasumsi. Dan sikap ramah para penentu kebijakan di negara kita juga, dimanfaatkan sebagai saluan-saluran resmi dan tidak remi bagi penetrasi sebuah imperium global yang telah menciptakan ketidakseimbangan kehidupan dalam sejarah peradaban modern itu.

Kepemimpinan nasional baru yang akan datang seharusnya seharusnya adalah pembawa obor kemerdekaan baru bagi bangsa besar ini. Sehingga menjadi stimulan awal bagi kebangkitan baru bangsa ini dimasa depan, dalam peran-perannya secara global.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar